MENGENAI PENDIDIKAN INDONESIA
PENDIDIKAN DI INDONESIA
Banyak pengajar, maupun yang statusnya non pengajar, menambah informasi dan perkembangan berita tentang pendidikan lewat berbagai media yang beredar. Akibatnya informasi tentang pendidikan ini dapat dianalisa banyak orang dan wawasan tentang pendidikan dapat terus berkembang.
Banyak contoh artikel pendidikan yang beredar mulai dari informasi pendidikan anak, baik usia dini hingga orang dewasa sampai ulasan dunia pendidikan secara nasional. Semua manusia sejatinya adalah seorang pembelajar tetapi masalahnya kita secara tak sadar, sering memberikan perlakuan tak menyenangkan ketika anak belajar atau mungkin kita sewaktu kecil pernah mendapat stimulasi tidak menyenangkan semasa kecil.
Contohnya saat anak kecil berumur sekitar setahun, mereka biasanya ingin memasukan semua barang ke dalam mulutnya. Yang sering terjadi adalah orang tua melarang si anak secara verbal sambil menarik barang tersebut. Ini bisa dikategorikan perilaku tidak menyenangkan bagi si anak. Lalu ketika anak sedang belajar berjalan, banyak larangan dari pihak orang tua atau pengasuh. Padahal ini adalah proses belajar si anak untuk mengisi informasi di otaknya. Ketika sudah mulai berbicara dan banyak bertanya, jawaban yang didapatkan mungkin tidak mengenakan untuk anak. Bisa jadi ini karena faktor kelelahan saat mengasuh atau capek memberikan penjelasan yang berulang-ulang. Saat melihat barang baru di rumah dan anak ingin mengetahui lebih dekat dan memegangnya, orang-orang dewasa di sekelilingnya malah menjauhkan barang tersebut karena takut rusak atau mencederai anak. Dari seluruh contoh tadi, apakah yang membuat anak malas belajar? Lalu ada seorang anak laki-laki berusia 9 tahun, sebut saja Andi. Orangtuanya mengeluhkan anaknya yang tidak suka belajar dan sudah mendapat peringatan dari gurunya. Namun ketika ditanya tentang hobinya, Andi dengan sigap menjawab hobinya adalah sepak bola, dan tim kegemarannya adalah Arsenal. Bahkan ia hafal seluruh pemain inti dan pemain cadangan. Siapa pelatih dan assistennya, nomor punggung pemain, tanggal ulang tahun serta daftar pencetak gol, pemberi assist dan poin klasemen liga beserta urutannya. Luar biasa bukan? Ini menunjukan tidak ada masalah dengan otak Andi. Masalahnya datang dari sumber yang lain.
Kemajuan teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang baru, dunia terbuka sehingga orang bebas membandingkan kehidupan dengan negara lain. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara lain. Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektivitas, efisiensi dan standarisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di Indonesia pada umumnya. Selain kurang kreatifnya para pendidik dalam membimbing siswa, kurikulum yang sentralistik membuat potret pendidikan semakin buram. Kurikulum hanya didasarkan pada pengetahuan pemerintah tanpa memperhatikan kebutuhan masyarakat. Pendidikan tidak mampu menghasilkan lulusan yang kreatif. Kurikulum dibuat di Jakarta dan tidak memperhatikan kondisi di masyarakat bawah atau di daerah sampai daerah terpencil sana. Sehingga para lulusan hanya pintar cari kerja dan tidak bisa menciptakan lapangan kerja sendiri. Padahal lapangan pekerjaan terbatas. Masalah mendasar pendidikan di Indonesia adalah ketidakseimbangan antara belajar yang berpikir (kognitif) 31dan perilaku belajar yang merasa (afektif). Belajar bukan hanya berpikir tapi melakukan berbagai macam kegiatan seperti mengamati, membandingkan, meragukan, menyukai, semangat dan sebagainya. Setidaknya ada beberapa permasalahan yang bisa teridentifikasi dalam dunia pendidikan kita, yaitu: rendahnya kualitas sarana fisik, rendahnya kualitas guru, rendahnya kesejahteraan guru, rendahnya prestasi siswa, rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan, rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan, dan mahalnya biaya pendidikan. Ada beberapa dampak dari luar yang dapat mempengaruhi pendidikan yaitu politik, ekonomi, sosial, teknologi, hukum dan lingkungan. Politik juga bisa memberikan dampak negatif terhadap pendidikan di mana pem31erintah mengeluarkan suatu kebijakan seperti memberikan dana sekolah gratis tetapi dana tersebut tidak sampai ke tangan yang berhak, bisa karena dana yang susah dicairkan atau terjadinya suatu korupsi. Ekonomi, di mana masih beredar buku-buku sekolah atau buku untuk mahasiswa yang harganya mahal, dari situ bisa mempersulit bagi orang yang kurang mampu. Kurang meratanya beasiswa di sejumlah daerah di Indonesia yang padahal masih banyak daerah-daerah terpencil yang sangat membutuhkannya. Sosial, kurang kesadaran di setiap manusia tentang pentingnya pendidikan, karena rasa sosial yang masih kurang terhadap orang-orang yang tidak mampu untuk melanjutkan pendidikannya. Masih banyak pula yang mengesampingkan pendidikan, padahal kita semua tahu pendidikan itu penting. Dan masyarakat yang bisa dikatakan orang berada yang mampu untuk membantu, tetapi hatinya kurang tergerak untuk membangun suatu sekolah sosial yang diperuntukkan bagi anak-anak yang kurang mampu, anak jalanan atau semacamnya karena rasa sosial yang kurang. Teknologi, dengan perkembengan yang pesat menuntut kita untuk lebih aktif dalam mengikuti perkembangan.
Dalam dunia pendidikan teknologi sudah sangat mempunyai dampak yang begitu positif karena mulai memperlihatkan perubahan yang cukup signifikan. Karena sudah terdapat E-book dan E-learning memudahkan kita untuk belajar. Hukum, penegakan suatu aturan karena masih banyak kekerasan di lingkungan sekolah, atau sekarang keluarnya berita tentang bullying di salah satu universitas ternama di Jakarta. Beberapa buku yang diterbitkan yang ditargetkan untuk anak sekolahan yang didalamnya ada unsur seksual. Seorang guru yang seharusnya menjadi panutan bagi para didikannya tetapi kita masih menemukan berita tentang kekerasan yang diberikan seorang guru terhadap anak sekolah. Lingkungan, seperti lingkungan yang berkarakter sangatlah penting bagi perkembangan individu yang mendukung cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya, kemandirian, tanggung jawab, kejujuran, hormat dan sopan santun sangatlah penting didalam dunia pendidikan. Dan keluarga adalah institusi pertama tempat anak memabangun karakternya. Kesimpulan dari pandangan dunia untuk pendidikan Indonesia ini masih jauh dari kata layak. Di segala segi faktor yang dibahas masih banyak masalah yang harus ditangani. Kualitas pendidikan masih sulit sekali ditingkatkan.
Oleh karena itu kita perlu membangun kembali pondasi pola berpikir kita meningkatkan kesadaran akan pentingnya pendidikan, masyarakat sekitar pun harus turut mendukung. Meningkatkan kualitas pendidikan dengan cara kita mengetahui terlebih dahulu apa pentingnya pendidikan dan mempunyai kesadaran yang tinggi dan turut berpatisipasi dalam meningkatkan pendidikan. Generasi muda tugasnya berat karena harus menjadi penerus bangsa yang beradab. Beberapa faktor dan informasi pun telah dibahas, mengetahui kenapa kualitas pendidikan di Indonesia dikatakan lemah atau rendah dan para masyarakat pun baik itu orang tua, anak-anak, akan lebih mengutamakan pendidikan. Namun sebenarnya yang menjadi masalah mendasar dari pendidikan di Indonesia adalah sistem pendidikan di Indonesia itu sendiri yang menjadikan siswa sebagai objek, sehingga manusia yang dihasilkan dari sistem ini adalah manusia yang hanya siap untuk memenuhi kebutuhan zaman dan bukannya bersikap kritis terhadap zamannya. Maka di sinilah dibutuhkan kerja sama antara pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi segala permasalahan pendidikan di Indonesia. Dan menjadikan masyarakat Indonesia mempunyai kualitas pendidikan yang baik, dan meningkatkan lagi kualitas pendidikan di Indonesia.
Komentar
Posting Komentar